mengutip artikel dari JPNN.Com
JAKARTA - Pelaksanaan uji
kompetensi guru (UKG) hari pertama kemarin (30/7) berlangsung kacau. Di
sejumlah daerah, peserta UKG merana karena server untuk mengerjakan soal
secara online mati. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya batal
mengikuti UKG dan harus mengulang pada 2 Oktober mendatang.
Sejatinya, jika pelaksanaan UKG hari pertama kemarin berlangsung lancar,
hal itu menjadi toggak sejarah bagi upaya pembinaan guru. Sebab UKG ini
adalah ujian khusus guru bersertifikat yang dijalankan secara online
pertama kali, di mana, guru peserta ujian langsung mencentang jawaban A,
B, C, atau D di monitor yang langsung terhubung ke server Kemendikbud.
Laporan kekacauan pelaksanaan UKG kemarin masuk ke pusat pengaduan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). "Kekacauan hampir terjadi di
seluruh pulau Jawa. Kami sangat prihatin," ujar Ketua Umum Pengurus
Besar (PB) PGRI Sulistyo.
Sulistyo mengatakan, laporan kekacauan pelaksanaan UKG akibat server
macet terjadi mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jabar.
"Di Jakarta sendiri juga ada yang sempat macet. Tetapi bisa
dilanjutkan," ucap dia. Laporan kekacauan, kata Sulistyo, juga terjadi
di sejumlah kota di luar pulau Jawa.
Pria yang juga menjadi anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dari Jawa
Tengah itu menuturkan, kakacauan UKG ini merupakan buntut dari
ketidaksiapan Kemendikbud menjalankan ujian yang skalanya cukup besar.
Dia mengatakan, landasan Kemendikbud menjalankan UKG terkesan reaktif
dari sejumlah kritikan terhadpa kualitas guru bersertifikat yang masih
pas-pasan.
"Sekali lagi kami prihatin. Uji kompetensi kok bisa berjalan seperti
ini," katanya. PGRI sendiri sudah memperkirakan banyak persoalan dalam
pelaksanaan UKG sejak beberapa hari lalu. Di antaranya ketika sejumlah
guru melapor tidak bisa mengunduh naskah kisi-kisi soal.
Dia berharap Kemendikbud bisa mengatasi kelemahan UKG ini dengan cepat.
Jangan sampai kasus internet mati terulang pada UKG hari ini.
Kemendikbud, lanjutnya, juga harus segera menyebarkan informasi yang
benar terkait UKG ulangan bagi guru yang tidak bisa menjalankan ujian
hari pertama kemarin.
"Jangan sampai besok (hari ini, red) HP saya error lagi karena banyak
menerima dan menjawab laporan server UKG mati," pinta dia. Sulistyo juga
mengatakan, kekacauan pelaksanaan UKG ini bisa memperburuk citra
Kemendikbud.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, meski banyak laporan server macet,
namun masih banyak tempat ujian komptensi (TUK) yang bisa menjalankan
UKG dengan lancar. "Jangan disimpulkan jika di Bandung servernya mogok,
berarti di daerah yang lebih terpencil lagi pasti mogok juga," kata dia
saat sidak UKG di SMPN 19 Jakarta.
Menurut Nuh, UKG kali ini adalah program pertama. Tentu masih ada
kendala. Dia berharap kelemahan UKG pada hari pertama kemarin tidak
terulang pada UKG hari berikutnya. Seperti diketahui, UKG online untuk
guru bersertifikat dijalankan hingga 12 Agustus nanti.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan
Mutu Pendidik (BPSDMP-PMP) Kemendikbud Syawal Gultom membenarkan jika
ada sejumlah kasus pelaksanaan UKG yang tertunda. "Ujian ulangan akan
dilaksanakan di lain hari. Rencananya dijalankan pada 2 Oktober nanti,"
tutur dia.
Meskipun banyak kekacauan UKG yang disebabkan server mogok, kata Gultom,
pihaknya tetap menjalankan UKG dengan sistem online. Dia berharap UKG
hari ini dan seterusnya lancar. Panitia di setiap TUK diharapkan bisa
belajar menjalankan UKG online dari hari pertama.
Dari catatan Kemendikbud, UKG online digelar di 448 kabupaten dan kota
dengan jumlah peserta 985.409 orang, dengan memanfaatkan 72.820 unit
komputer yang tersebar di 3.658 TUK. Sedangkan untuk UKG tulis atau
manual dijalankan di 49 kabupaten dengan jumlah peserta 20.802 orang.
Untuk mencegah ada kebocoran soal, panitia menyediakan 186 jenis atau
variasi soal. Setiap jenis soal tadi terdiri dari tiga seri yang diacak
nomor soal dan kunci jawabannya. Soal tadi dikejarkan mulai dari guru
TK, guru kelas SD, guru mata pelajaran SMP, SMA, dan SMK, kepala
sekolah, hingga pengawas. (wan/nw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar