Jumat, 05 April 2013

Kepemimpinan Rasulullah SAW Untuk Kesejahteraan dan Keadilan Sosial.



BAB I
Pendahuluan

Kepemimpinan Rasulullah SAW Untuk Kesejahteraan dan Keadilan Sosial.

            Itulah sosok Rasulullah yang sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya Nabi Muhammad Saw datang sebagai rahmatan lil’aamin. Nabi Muhammad Saw melahirkan peradaban baru yang demokratis, egaliter dan manusiawi. Perjuangan dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang membela rakyat kecil dan mendahulukan kepentingan public, patut kita aplikaskan.
            Kebesaran Nabi Muhammad Saw sebagai seorang tokoh dunia yang berhasil mengubah keadaan masyarakatnya melalui pemerintahan beliau dan perubahan sosial yang dilakukan beliau sudah diakui oleh seluruh dunia dan tertoreh dalam  tulisan pujangga dan filosofis dunia. Seperti Muhammad Iqbal, Thomas carley, Arnold Toynbee, Will Durant dan Michael Hart yang menuliskan pujian yang sangat agung. Bahkan M. Hart meletakkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor satu di antra seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Will Durant menganggap Nabi Muhammad Saw sebagai pribadi yang lengkap, karena beliau adalah seorang sosiolog, psikolog, politisi, agamawan juga seorang pemimpin besar. Asghar Ali Enginger juga menegaskan bahwa  sosok pemimpin yang sangat redah hati, tapi berhati luhur dan berotak luar biasa cerdas. Dan meminjam istilah Antonio Gramsci dan Ali Syari’ati beliau adalah sosok intelektual organic dan rausyan fikr yang ideal. Karena dalam perjalanan hidupnya, beliau berhasil menyatukan idealisme intelektual dan aktivisme sosial sebagai pemandu perjuangan  dan visi gerakan langkahnya dalam menjalani kehidupan ini.









BAB II
Pembahasan
            Berangkat dari pemahaman itu saya mengawali  pembahasan saya dari situasi pemerintahan Nabi Muhammad Saw dan situasi masyarakat Arab menjelang lahirnya Islam dengan penekanan khusus pada aspek politik, ekonomi, sosial, agama dan sastra.. Lalu dilanjutkan dengan berbagai peran Nabi Muhammad Saw baik itu sebagai nabi, rasul, pendiri bangsa, pemimpin masyarakat, politik, militer, pendidikan dan sebagai perancang ekonomi. Dan di akhiri dengan sajian kondisi masyarakat dan perubahan sosial yang terjadi. Dengan mengkaji aspek-aspek itu maka akan jelas bahwa Islam lahir dalam suasana politik yang didominasi oleh dua kekuatan raksasa, yaitu Sasania (Persia) di Timur dan Bizantium (Romawi) di Barat.
            Dan dalam waktu yang  relatif  singkat, Islam berkembang pesat menjadi suatu kekuatan politik yang menentukan perjalanan sejarah. Di sini pun akan disajikan bagaimana peran Islam dalam menanamkan bentuk kepercayaan baru yang melahirkan sisterm sosial dan gaya hidup yang baru. Pemerintahan Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw kekuasaan tertinggi ada pada syari’at Islam sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur’an, berlaku bagi seluruh ummat Islam termasuk Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin. Apabila ada masalah yang tidak ditetapkan dalam Al-Qur’an maka keputusannya berada di tangan Nabi.
            Di sini Nabi Muhammad SAW menjabat peran ganda yaitu sebagai Nabi dan sebagai kepala pemerintahan. Walaupun  Nabi Muhammad Saw menjabat otoritas tertinggi, namun beliau sering mengajak musyawarah para sahabat untuk memutuskan masalah-masalah penting.
Kebijakan pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah membangun masjid yang dikenal sebagai Masjid Nabawi, yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan Islam. Selain sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai kantor pemerintah pusat dan peradilan. Perjanjijan dan jamuan terhadap delegasi asing, penetapan surat perintah kepada para gubernur dan pengumpulan pajak pun diselenggarakan di masjid. Sebagai hakim, Nabi memeriksa dan memutuskan perkara di masjid. Nabi Muhammad Saw merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan kepada masyarakat Arab tentang sisterm pendapatan dan pembelanjaan pemerintahan.
           

            Beliau mendirikan lembaga kekayaan masyarakat di Madinah. Lima sumber utama pendapat Negara Islam yaitu zakat, jizyah, kharaj, ghanimah, dan al-fay. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim atas harta kekekayaan yang berupa binatang ternak, hasil pertanian, emas, perak, harta perdagangan dan pendapatan lainnya yang diperoleh seseorang.
Nabi Muhammad SAW  juga merupakan pimpinan tertinggi tentara muslim. Beliau turut serta dalam peperangan dan ekspedisi militer. Bahkan memimpin beberapa perang besar seperti perang Badar,Uhud, Khandaq, Hunayn,Tabuk  dan dalam  penaklukan kota Makkah.
            Peperangan dan ekspedisi yang lebih kecil diserahkan kepada para komandan yang ditunjuk oleh Nabi. Nabi Muhammad  SAW juga selalu mendorong masyarakat untuk giat belajar. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mengambil prakasa mendirikan lembaga pendidikan. Pasukan Quraisy yang tertawan dalam perang Badar dibebaskan dengan syarat setiap mereka mengajarkan baca tulis kepada sepuluh anak-anak muslim. Sejak saat itu kegiatan belajar baca tulis dan kegiatan pendidikan lainnya berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat. Dan ketika Islam telah tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arab, Nabi mengatur  pengiriman guru-guru untuk ditugaskan mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat suku-suku terpencil. Selain sebagai Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi menduduki peranan yang sangat penting, di antaranya:
1.      Nabi Muhammad SAW  Sebagai Nabi Dan Rasul
            Sebagai Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai dengan  al-Qur’an. Sebagai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah lembut, toleransi, tega dan istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas dakwah dengan dedikasi yang sangat tinggi.

2.      Nabi Muhammad SAW Sebagai Pendiri Bangsa
            Nabi Muhammad SAW tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad  SAW  juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar. Nabi berjuang pada tahap awal dengan mendirikan sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang sebuah imperium (Peradaban) yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal ini, Nabi Muhammad SAW  berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhan. Maka dengan hadirnya Nabi Muhammad SAW masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan Negara Madinah. Selajutnya, Nabi Muhammad SAW  memberlakukan beberapa ketentuan hukum untuk semuanya tanpa pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial dan lain sebagainya

3.      Nabi Muhammad SAW Sebagai Pemimpin Masyarakat
            Peran Nabi Muhammad SAW  dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika beliau sampai di Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara suku Aus dan Khazraj yang keduanya digabungkan oleh Nabi Muhammad SAW  menjadi golongan Anshar. Setelah itu,  golongan Anshar ini digabungkan pula dengan orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan Muhajirin. Dengan demikian, keberhasilan Nabi Muhammad SAW  merupakan tokoh pertama yang menyatukan bangsa Arab yang berasal dari keturunan  yang  berbeda menjadi satu ummat yang kuat dan kokoh. Selain itu, sebagai pemimpin, beliau telah menentukan beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Antara lain: ibadah, munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.

4.      Nabi Muhammad SAW  Sebagai Pemimpin Politik
            Keunggulan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal, diantaranya:
-          Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi Muhammad SAW  menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan masalah yang timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kafilah Quraisy yang merebutkan hak untuk meletakkan hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah dilanda banjir dan sebagian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajarul  aswad ketempat semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling memperebutkannya. Karena batu itu dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja yang layak meletakkan batu itu ke tempat semula. Akhirnya mereka memililih Nabi Muhammad SAW  sebagai hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad SAW meletakkan batu tersebut di atas sehelai kain.     

            Setelah itu,  setiap wakil Bani memegang bagian ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya. Nabi Muhammad SAW  sendiri meletakkan batu tersebut ke tempat asalnya di sudut Ka’bah. Solusi dari Nabi Muhammad SAW  menyebabkan seluruh pihak yang terlibat konflik itu merasa puas.
-          Membentuk Piagam Madinah
            Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad SAW  berhasil melahirkan piagam Madinah  yang  merupakan  perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat dan ragam agama. Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat majemuk yang ingin hidup aman dan damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini adalah teori dan aplikasi toleransi yang pertama  kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh masyarakatnya baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum.
-          Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
            Perjanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekkah merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad SAW  adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa perjanjian Hudaibiah yang dianggap kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy dalam semua bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan Quraisy yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Usman bin Talba memeluk Islam, umat Islam bertambah sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja. Serta tewasnya Mekkah tanpa pertumpahan darah dua tahun kemudian. Jelaslah sudah bahwa Nabi Muhammad SAW  membuktikan kebijaksanaannya dalam dunia percaturuan politik tanah Arab.
-    Mengadakan Hubungan Diplomatis
            Walaupun Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai seorang pemimpin sebuah kerajaan, Beliau mengadakan hubungan diplomatis dan mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.


5.      Nabi Muhammad SAW  Sebagai Pemimpin Militer
            Nabi Muhammad SAW  meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang seperti: tidak memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita, tidak memusnahkan harta benda. Beliau juga mengaplikasikan sifat amanah dalam melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam dalam memimpin. Nabi Muhammad SAW  bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak mengejar musuh yag sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad SAW  adalah panglima tentara dan ahli strategi. Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.

6.      Nabi Muhammad SAW  Sebagai Perancang Ekonomi
            Sistem ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitalis dan absolutis yang berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad SAW  datang untuk  memperkenalkan sistem ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi zaman Jahiliyah. Beliau menggalakkan ikon kerja keras dan rajin dalam bidang perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad SAW  telah membangun ekonomi umat Islam seperti menebus balik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.

7.      Kondisi Sosial Masyarakat Dan Perubahan Sosial Yang Terjadi
            Periode Madinah adalah pekerjaan besar yang di lakukan oleh Rasulullah SAW  berupa pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Karena masyarakat merupakan wadah dari pengembangan suatu kebudayaan maka diletakkan pula dasar-dasar Islam. Ini merupakan representasi dari sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan ibadah, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
            Ada banyak hal yang dirubah pada masa pemerintahan Nabi Muhammad SAW  khususnya dalam era periodisasi Islam, antara lain:



a.       Politik
            Seperti yang kita ketahui bahawa Arab pra Islam didominasi oleh dua kerajaan besar yaitu Bizantium  dan Persia sehingga secara geografis Mekkah tidak hanya sulit dijangkau tapi juga sikap pemimpinnya yang menjalankan politik non-blok sehingga Negara-negara Asing menaruh hormat terhadap bangsa Arab pada saat itu. Setelah datangnya Islam, kebijakan politik itu pada awanya tetap dipertahankan, namun dengan berkembangnya Islam kebijakan itu mengalami perubahan menjadi sebuah kebijakan yang tidak hanya sekedar memihak salah satu Negara adi kuasa yang ada saat itu, tapi sudah mulai menancapkan pengaruhnya ke dalam daerah-daerah di bawah kekuasaannya. Selain itu, tentang pemilihan pemimpin, bangsa Arab sudah memilliki nilai-nilai demokratis dengan dipraktikannya  musyawarah. Mereka memilih pemimpin yang bijaksana dan adil dan menekanan senioritas serta pengalaan berdasarkan kesepakatan bersama.
            Kemudian model kepemimpinan tersebut dilanjutkan dan disempurnakan oleh Islam sebagaimana dapat kita lihat pada model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dan Khulafa ur-Rasyidin. Yaitu model pemilihan yang tidak hanya didominasi oleh salah satu kaum atau suku Arab. Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan bisa diperoleh  oleh kaum atau suku manapun asalkan ia memenuhi kuaifikasi adil, dan legalitas.
            Demikian pula dengan ghanimah yang pembagiannya disempurnakan oleh Islam dengan bervisi adil dan pemerataan yaitu nabi, keluarga, memelihara anak yatim dan administrasi Negara mendapat seperlima sedangkan sisanya di bagi sesuai dengan kualitas tentara.

b.      Ekonomi
            Dua ratus tahun sebelum masa kenabian Nabi Muhammad SAW , Arab sudah mengenal peralatan pertanian semi modern. Mereka pun mampu membuat bendungan raksasa yang dinamakan al-ma’arib. Mereka menggunakan tiga sistem dalam mengelola pertanian yaitu sewa menyewa, bagi hasil produk, dan sistem pandego.
            Mekkah juga merupakan jalur persilangan ekonomi internasional sehingga Mekkah memiliki peranan penting dan strategis untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian. Mereka digolongkan menjadi tiga yaitu, kolongmerat yang memiliki modal, pedagang yang mengolah modal dan para perampok dan rakyat biasa yang memberikan jaminan keamanan kepada para khafilah pedagang.
             Dapat dipahami bahwa tradisi pertanian dan perdagangan di Arab sebenarnya sudah ada jauh sebelum Islam, namun tidak ada landasan keadilan dan persamaan di dalamnya. Ini bisa kita lihat dietika permodalan dikuasai oleh elite politik penguasa permodalan. Islam lalu memasukkan nilai-nilai keadilan dan persamaan dalam perekonomian masyarakat Arab. Sehingga tidak ada lagi monopoi perekonomian dan perbudakan serta mengimplementasikan nilai keadilan,kejujuran dan kesamaan sehingga tidak ada yang dirugikan.

c.       Sosial
            Tidak disesalkan apabila masyarakat arab mempunyai sifat keras dan perilaku yang kasar, karena hal ini dipengarhi oleh faktor geografis negaranya yang bertanah tandus, berdebu, berpasir dan berbatu. Dikenalnya masyarakat arab sebagai masyarakat jahiliyah lebih tepatnya karena mereka memiliki moral yang rendah. Walaupun tidak semuanya, tapi kepala sukulah yang memiliki muru’ah. Strategi perng mereka terdiri dari lima pasukan inti, yaitu al-Muqaddam (pasukan pembawa bendera), al-Maimanah (sayap kanan),  al-Maisarah (sayap kiri), al-Saqaya (pasukan pembawa obat-obatan serta sukarelawan) dan al-Qalb (pasukan inti). Strategi ini diadopsi total oleh Nabi Muhammad Saw dalam melakukan peperangan melawan orang-orang kafir Quraisy.
            Mereka juga memiliki fanatis terhadap suku yang sangat tinggi sehingga kesenjangan perekonomian pun nampak sangat mencolok. Selain itu, terdapat pula tradisi penguburan anak perempuan hidup-hidup pada beberapa suku. Juga menganut tradisi perkawinan mut’ah, zawaq, istibda, khadn, mutadamidah, badal, syighar, maq, saby, hamba sahaya, antara saudara lelaki dan saudara wanitanya atau ayah dan putrinya, atau suami istri.
            Kondisi sosial arab tidak semuanya jelek, hanya saja ada beberapa yang perlu diperbaiki khususnya tatanan kehidupan sosialnya.karena itu setelah Islam datang kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup, tradisi perkawinan yang sama sekali tidak menghargai perempuan serta perlakuan yang tidak manusiawi terhadap budak-budak, Islam mengarahkan masyarakat arab tentang kemanusiaan dan memberikan world view yang luas tentang keberagamaan, kesamaan dan penghargaan terhadap gender. Konkritnya Islam mengajarkan agar memiliki istri maksimal empat, itupun jika suami bisa berbuat adil.  Perlu digaris bawahi bahwa dalam konteks sekarang sangat perlu tafsiran yang baru dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini.
d.      Sastra
            Sastra jahiliyah adalah cerminan  langsung bagi seluruh kehidupan bangsa arab pra Islam, karena di dalamnya dapat kita lihat kehidupan, alam, budaya dan peradaban yang murni maupun yang telah dipengaruhi oleh bangsa asing. Namun demikian, ada beberapa syair arab yang  sangat imaginer dan simbolis sehingga sulit dicerna oleh kalangan umum. Sastra Arab telah melahirkan penyair-penyair yang handal sehingga tidak heran jika umat Islam dikenal dengan kemahirannya membuat syair dan puisi yang mengandung unsur spiritual theologis dan humanisme yang kental.

e.       Agama
            Meskipun tidak  berpengaruh besar, namun Yahudi dan Nasrani telah berkembang jauh sebelum Islam lahir di Mekkah. Melainkan kuatnya paganisme yang bercokol dalam keberagamaan mereka. Ini merupakan pengkomparasian antara vetieisme, toteisme dan animisme. Namun ada pula yang menganut ajaran hanif dari nabi Ibrahim a.s.
            Di sinilah  Islam membawa dan mengarahkan bangsa arab untuk memiliki keimanan yang proporsional kepada Allah SWT. Islam meluruskan keimanan dan aqidah mereka yang tidak bisa disamakan dengan semua jenis makhluk di dunia ini. Di sinlah peran vital Islam  memberikan pemahaman tentang tauhid yang tidak hanya sekedar terbatas pada pengesaan Tuhan, tapi  juga kemanusiaan yag kemudian diwujudkan dalam bentuk persamaan dan keadilan.

8.      Bargaining Position Islam Terhadap Peradaban Dunia Pasca Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
            Sejarah telah mencatat sekian prestasi gemilang Muhammad. Bangsa Arab yang mula-mula hanya kabilah-kabilah yang saling memerangi satu sama lain, mudah dipecah-belah dan tidak menjadi subjek terhadap antroposentris sejarah bangsa-bangsa besar di Dunia.
            Walhasil, ajaran-ajaran Islam menjadi titik tolak semangat eksplorasi dan kejayaan bangsa Arab. Sangat bijak kiranya Michael H. Hart memposisikan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah umat manusia?  Seperti halnya agama yang lain, Islam punya pengaruh luar biasa besrnya terhadap para penganutnya. Jika diukur dari jumlah banyaknya pemeluk agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda Tanya apa alas an menempatkan urutan Nabi Muhammad SAW  lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar tokoh yang paling berpengaruh?
Ada dua alasan pokok, menurut Michael H. Hart,yaitu :
            Pertama; Nabi Muhammad SAW  memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen. Sebaliknya dengan Nabiyullah Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap theologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Di samping itu pula dia pencatat Kitab Suci al-Qur’an, kumpulan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW  yang diyakininya berasal langsung dari Allah.            
            Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan hingga kini. Dengan demikian al-Qur’an berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Nabi Muhammad serta ajaran-ajarannya karena beliau bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya tak ada satupun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Nabi Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena al-Qur’an bagi kaum Muslim sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan al-Qur’an teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Nabi Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Nabi Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu.
            Kedua,  berbeda dengan Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu. Membentang dari Irak  hingga  Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang berstu, bukan semata berkat anutan agama Islam tapi juga dari sudut bahasa Arabnya , sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral al-Qur’an di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, merupakan sebab yang sangat rasional mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantakan.
            Hingga Nabi kita Muhammad SAW  telah wafat, ajaran-ajarannya senantiasa menjiwai dada kaum muslimin. Beliaulah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Allah, pasukan Arab yang kecil mampu melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia.Perlu dicatat pula bahwwa Islam bukanlah agama haus darah .
            Hal ini jelas sekali kita ketahui ketika Beliau memberi amnesti kepada kaum kafir Quraisy ketika kembali ke Mekkah. Sebuah penaklukan yang sangat indah dalam sejarah. Tanpa adanya pertumpahan darah, meskipun secara manusiawi balas dendam adalah hal yang sangat mendasar, namun beliau tidak melakukannya. Di era media global dan komunisasi instan  saat ini, bermunculan banyak  statement  sensasional yang menyudutkan Islam. Islam yang dihadirkan media Barat sebagai teroris, pembunuh berdarah dingin, rasial, dan lainnya. Hal ini sebagai titik distorsi pemahaman Barat tentang Islam.  Paradigma Islam yang dideskripsikan Nabi dalam periode penaklukan Mekkah menjadi sanggahan yang sangat kuat untuk itu.
            Dari beberapa uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa pemerintahan Nabi Muhammad SAW adalah suatu karya cipta pemerintahan yang sempurna melalui usaha yang tidaklah mudah. Dan merupakan representasi dari pemerintahan yang berdaulat.  Modal intelektual kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah pelajaran bagaimana meneumbuhkan rasa kebersaman dan optimisme  dalam  bingkai ketaatan.
            Perjalanan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah suatu proses kreatif dan berlangsung secara continue, berkembang dan beradaptasi denga kebutuhan. Intelektual kapital merupakan konsep yang tidak dapat ditawar lagi dalam membangun sebuah tim menjadi lebih baik. Dengan kalimat lain, intelektual kapital ini berfungsi untuk learn how to learn dan sebagai urutan utama dalam membangun performance management of war. Selain itu, sebenarnya bangsa arab memiliki khasanah tersendiri di bidang politik, ekonomi, sosial, sastra dan agama. Lalu proses interaksi yang dilalui Islam melahirkan pemeliharaan dan pengembangan beberapa hal seperti sistem moral, tata pergaulan strategi perang dan hukum keluarga.
            Islam juga memperbaiki dan menyempurnakan sistem tersebut dengan kadar dan kodrat manusia. Dan dengan didukung oleh kreatifitas umat Islam, al –Qur’an dan Sunnah  memberikan perubahan yang nyata tentang pandangan dunia, tujuan hidup, peribadatan dan sebagainya yang mejadikannya sebagai inti sistem dari pemikiran dan peradaban Islam.









DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sejarah Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997
Ar-raziq, Ali Abd, Islam Dasar-Dasar Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2002.
Esposito, John, Dinamika Kebangkitan Islam,  Jakarta: Rajawali, 1987.
Hart, Michael H., Seratus Tokoh yang paling Berpengaruh dalam Sejarah, Terj. H. Mahbub          Djunaidi, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982.
Karim,Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: pustaka Book Publisher,      2007
Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002
Yatim, Bari,  Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada,     2004
Widjan, Aden, dkk,  Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: PSI UII, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar